Selamat Datang Di Blog Saya

Rabu, 26 Januari 2011

Sebuah Perenungan

Setiap hari kita tertawa. Setiap hari kita bertemu teman. Setiap hari kita dapat apa yang kita mau. Tapi..kenapa hati kita tak gembira?

Kita sholat setiap hari. Kita berdoa selalu pada ALLAH. Kita meminta sungguh-sungguh pada ALLAH. Tapi..kenapa susah sekali doa kita terkabul? Sedangkan ALLAH berfirman. "Berdoalah pada Ku, niscaya akan Ku kabulkan...,"

Apa masalah kita?

Hati kita tak gembira sebab kita tak pernah bersyukur dengan apa yang ada pada kita. Kita tak pernah menghargai setiap nikmat yang kita dapat. Kita asyik memikirkan benda yang tak ada pada kita, sampai kita lupa melihat nikmat sekeliling kita.

Kita berdoa, tapi kenapa susah sekali doa kita ALLAH kabulkan?

Sebab kita asyik meminta pada ALLAH, tapi kita tak pernah meminta ampun pada ALLAH, sedangkan dosa-dosa kita terlalu banyak pada ALLAH. Betapa malunya kita. Kita merintih, kita merayu agar ALLAH kabulkan doa kita. Tapi, selesai kita dapat kesenangan kita lupa pada ALLAH, kita tak bersyukur pada ALLAH. Ketika datang kesusahan, baru kita ingat ALLAH. Baru menangis, merintih, meminta  kepada ALLAH untuk  melihat kita. Bagaimana ALLAH akan kabulkan doa kita?

Coba kita renung diri kita. Coba hitung, berapa kali kita sebut kalimat syukur dalam satu hari? Tak perlu seminggu, cukuplah sehari saja. Berapa kali? Itupun kalau ada.

Pernah kita bangun malam, Sholat Sunat...Sholat Tahajud..Sholat Taubat? Pernah? Ada...waktu zaman sekolah dulu. Itupun, karena kena pukul, suruh bangun. Setelah itu...ada? Ada..Waktu akan ujian…Ketika dirasa hasilnya akan galal . Kita mulai sholat hajat! Setelah dapat hasilnya, adakah sujud syukur? Hmm...entah lah, tak ingat.

Hari-hari kita berbuat baik. Kita tolong orang. Kita sedekah. Kita berbuat berbagai hal. Tapi kenapa kita tak dapat rasa manis setiap perbuatan yang kita lakukan itu? Hati kita tetap juga tak tenang. Kenapa ya? Sebab dalam hati kita tak ada sifat ikhlas. Mulut berbicara ikhlas, hati berkata lain. Yang bagaimanakah itu? Kita tolong orang karena harapkan balasan. Inginkan pujian. Inginkan nama. Kita senang dengan setiap kebaikan yang kita buat. Bagaimana hati akan tenang? Bila dapat kejayaan, kita bangga dengan apa yang ada pada kita. Sampai lupa siapa sebenarnya yang berikan kejayaan itu pada kita.

Jangan Bangga Dengan Pakaian Dengan Berdasi, Karena Pakaian Terakhir Adalah Kain Kafan. Jangan Bangga Dengan Mobil dan Motor, Karena Kendaraan Terakhir Kita Adalah Keranda. Jangan Bangga Dengan Tempat Tidur Yang Empuk, Karena Tempat Tidur Terakhir Kita Adalah Tanah. Jangan Bangga Dengan Rumah Yang Mewah, Karena Rumah Terakhir Kita Adalah Kubur

 

Apakah kita tidak malu.., ALLAH ciptakan kita sebagai khalifah di bumi ini. Kitalah sebaik-baik kejadian yang ALLAH pernah ciptakan. Nabi Adam kecuali Iblis Laknatullah. Betapa ALLAH muliakan kejadian manusia. Tapi, kita sendiri tidak memelihara diri kita. Kita lupa tanggungjawab kita sebagai hamba. Kita lupa kepada yang mencipta diri kita. Bahkan, kita lupa dengan nikmat yang ada. Nabi Muhammad SAW, pada saat malaikat ingin mencabut nyawa Baginda, Baginda masih memikirkan umat-umatnya. Ummati! Ummati! Sampai begitu sekali sayang Rasulullah pada kita. Tapi kita....? Kita lupa pada Baginda Rasul. Berat benar lidah kita bersholawat ke atas Rasulullah. Bagaimana hati kita akan tenang? 

Lembutkanlah hati kita. Tundukkanlah diri kita pada ALLAH. Bersyukur dengan nikmat yang ALLAH pinjamkan pada kita. Semua itu tidak akan kekal. Bila sudah waktunya Allah akan tarik lagi semua itu. Ikhlas kan lah hati dalam setiap perkara yang kita buat.  

Sesungguhnya, hanya ALLAH saja yang berkuasa menilai keikhlasan hati kita. Insya ALLAH, kita akan dapat merasakan kenikmatan halawatul iman itu sendiri. Tenanglah dikau wahai hati...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar