Menjadi Ibu Rumah Tangga, Mengapa Tidak!!!

"Mengapa saya tidak bekerja? Bukankah saya dokter? Memang. Dan sangat mungkin saya bekerja waktu itu. Namun saya pikir : buat apa uang tambahan dan kepuasan batin yg barangkali cukup banyak itu jika akhirnya diberikan pada seorang perawat pengasuh anak bergaji tinggi dengan resiko kami kehilangan kedekatan pada anak sendiri? 

Apa artinya tambahan uang dan kepuasan profesional jika akhirnya anak saya tidak dapat saya timang sendiri, saya bentuk pribadinya sendiri? Anak saya akan tidak memiliki ibu. Seimbangkah anak kehilangan ibu bapak, seimbangkah orang tua kehilangan anak, dengan uang dan kepuasan pribadi tambahan karena bekerja? 

Itulah sebabnya saya memutuskan menerima hidup pas-pasan. Tiga setengah tahun kami bertiga hidup begitu.

~Jangan biarkan anak-anak mu hanya bersama pengasuh mereka 

Bagaimana bila dibantu dengan kakek neneknya?

~Sudah cukup rasanya membebani orangtua dengan mengurus kita sejak lahir sampai berumah tangga. Kapan lagi kita mau memberikan kesempatan kepada orangtua untuk penuh beribadah sepanjang waktu di hari tuanya.

Mudah-mudahan ini bisa jadi penyemangat dan jawaban untuk ibu-ibu berijazah yang rela berkorban demi keluarga & anak-anaknya.

Karena ingin Rumah Tangganya tetap terjaga & anak-anak bisa tumbuh dengan penuh perhatian, tidak hanya dalam hal akademik, tapi juga utk mendidik agamanya, karena itulah sejatinya peran orangtua.

Belajar dari kesuksesan orang-orang hebat, selalu ada pengorbanan dari orang-orang yang berada dibelakangnya, yang mungkin namanya tidak pernah tertulis dalam sejarah. Berbanggalah engkau sang Ibu Rumah Tangga, karena itulah pekerjaan seorang wanita yang paling mulia. 

                                                    

Itu adalah sepenggal pendapat yang saya kutip dari seorang Ibu Negara Almarhumah Ibu Ainun. Kata-kata beliau menjadi salah satu Inspirasi saya dan makin menguatkan diri bahwa keputusan yang saya dan suami ambil ini untuk anak kami juga.

Tak ingin rasanya melewatkan moment-moment pentingnya. Masa Emas pertumbuhannya. Mungkin karena saya pernah bekerja maka tahu bagaimana rasanya menjadi wanita bekerja yang selalu mencari cara agar bisa mendapatkan moment penting saat menyusui anak di sela-sela bekerja, tidak konsentrasinya dalam bekerja karena selalu kepikiran dengan anak yang di tinggal di rumah.

Terlepas dari semua itu, soal rezeki atau apapun yang di khawatirkan orang-orang, semua itu sudah ada jalannya bagi kita jika itu untuk anak, ya yakinlah rezeki untuk anak akan selalu ada. Memang ya, saya merasakan perubahan pandangan orang dengan keputusan saya ini, saya sudah mendengar berbagai pendapat seperti ini:

 - duuh, kok mau-maunya sich berhenti bekerja, udah susah payah kuliah tapi akhirnya jadi Ibu Rumah Tangga juga.

- Jadi Ibu Rumah Tangga hanya bisa menghabiskan uang suami, kerjanya cuma meminta saja, makanya tuh ada suami yang jadinya korupsi.

Dan... Masih banyak hal yang lain lagi yang saya dengar pendapatnya, bahkan saya yang dulunya "disegani" karena mempunyai kerjaan, sekarang malah di pandang sebelah mata. Astaqfirullaah... Ya, hanya itu yang bisa saya ucapkan setiap orang memandang remeh terhadap keputusan saya. Dan bahkan orang yang telah menjadi Seorang Istri dan Ibu pun ikut meremehkan keputusan saya ini. Sungguh aneh memang.. 

Dari semua hal yang saya di remehkan itu, saya juga jadi teringat dengan kata-kata seorang Artis, Dian Sastrowardoyo yang mengatakan: "Entah akan berkarir atau menjadi Ibu Rumah Tangga, seorang wanita wajib berpendidikan tinggi karena ia akan menjadi Ibu. Ibu-ibu yang cerdas akan menghasilkan anak-anak cerdas". Kata-kata ini yang selalu saya ingat, jika ada yang meremehkan keputusan karena saya berpendidikan tinggi tapi akhirnya jadi Ibu Rumah Tangga saja. 

Hei, buka mata hatimu.. Menjadi Ibu Rumah Tangga itu tak segampang apa yang engkau pikirkan. Ini lah pekerjaan yang begitu mulia, yang tak mengenal waktu, kerja 24 jam, bahkan lebih. Two Thumbs buat wanita dan bagi siapapun yang sangat menghargai pekerjaan sebagai Ibu Rumah Tangga. Wallahu'alam Bishawab...

Wassalammu'alaikum...