Tulisan ini saya buat karena tergelitik dari beberapa pernyataan bahwa usia selalu dikait-kaitkan dengan kedewasaan. Disini saya ingin mengulas sedikit tanpa ada maksud untuk menjelek-jelekkan atau mengatakan hal yang disampaikan tidak benar, bukan, tapi hanya ingin meluruskan ( walau sebenarnya ga bengkok ) ^_^...
Kedewasaan bukan karena
usia. Karena dewasa adalah sikap bukan pengalaman, demikian yang terbesit saat
mendengar kata “dewasa” . Menurutku, orang dengan usia menuju tua
sekalipun tidak juga bisa dikatakan dewasa, namun juga masa remaja diusia 17
tahunan bisa terbilang dewasa. Faktor usia bukan rujukan sebuah kedewasaan
karena orang dengan usia relative tua sekalipun bisa bersikap kanak – kanak,
maupun sebaliknya. Oleh karena itu, saya dapat simpulkan bahwa DEWASA itu
terlihat dari sikap kita bukan usia. Sikap tersebut meliputi cara berpikir,
cara bertindak, cara menanggapi, cara menghadapi dan menyelesaikan masalah,
maupun kebutuhan teknis lainnya dalam hidup.
Singkatnya, dewasa adalah sikap yang dihasilkan dari proses penempaan diri dan
telah siap hidup secara mandiri dalam kondisi apapun. Mandiri
memanage diri, menghadapi orang lain, maupun kehidupan spiritual antara diri
dan Tuhan. Sikap dewasa ini adalah kondisi terbalik dari sikap kekanak –
kanakan (childist), tahu-lah sikap anak – anak seperti apa, kalo kita dah lupa
dengan sikap kita waktu balita atau bahkan sampai usia SD dulu, maka perhatikan
anak – anak yang sampai sekarang masih cengeng dengan kehidupan, masih
bergantung, masih mau senang sendiri dan sifat anak – anak lainnya.
Kedewasaan juga dapat terbentuk dari pendidikan dan lingkungan sekitar. Tentulah keluarga yang pertama kali membentuk semua itu.
Sumber: Dari Berbagai Sumber buku dan bacaan
Sumber: Dari Berbagai Sumber buku dan bacaan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar